Kamis, 15 Oktober 2009

Ali bin Abi Tholib

ALI BIN ABI THALIB

Pada suatu hari, ketika Ali bin Abi Thalib menyampaikan keutamaan-keutamaan para nabi, salah seorang murid dan sahabat Ali bin Abi Thalib bertanya kepada Ali, "Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang lebih mulia, engkau atau Nabi Adam as?" Ali menjawab, "Allah swt memberi makanan surga bagi Adam as dan mengharamkan satu pohon bagi Adam as. namun Adam as melanggarnya. Sedangkan kepadaku, Allah swt menghalalkan segala makanan yang ada di dunia namun aku hanya makan roti kering saja."

Sahabat tersebut bertanya lagi, "Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang lebih mulia, engkau atau Nabi Nuh as?" Ali menjawab, "Ketika umat Nuh as durhaka kepada nabi-Nya, Nuh as mengangkat tangannya dan berdoa agar Allah swt menurunkan azab bagi mereka. Allah swt mengabulkan doa Nabi Nuh as dan mengazab kaumnya. Ketika umat Muhammad saw melanggar wasiat Nabi saw agar mereka menjaga keluarganya (tsaqolain), mereka melanggarnya, namun aku tidak berdoa agar Allah swt menurunkan azab bagi mereka. Nabi Nuh mempunyai sejumlah putra dan seorang di antaranya durhaka kepada ayahnya sehingga tenggelam di dalam bahtera. Sedangkan aku dikaruniai Allah dua orang putra yang menjadi pemuda penghulu surga yakni Hasan dan Husain."

Sahabat tersebut bertanya lagi, "Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang lebih mulia engkau atau Nabi Isa as?" Ali menjawab, "Ketika Maryam mengandung Nabi Isa as, Allah swt memerintahkan Maryam untuk keluar dari Baitullah, padahal Maryam adalah perempuan yang menghabiskan siang dan malamnya untuk beribadah di Baitullah. Ketika Ibuku, Fatimah bintu Assad mengandungku, suatu malam Fatimah keluar untuk bertawaf di sekeliling kabah. Saat itu kabah terbelah dan menyebabkan Fatimah masuk ke dalamnya. Dia tinggal di dalamnya selama tiga hari hingga aku terlahir ke dunia. Dinding kabah kembali terbelah untuk menyebabkan Fatimah keluar dari kabah. Ketika Fatimah keluar bersama seorang bayi, Rasulullah saw telah menunggu munculnya Fatimah. Fatimah pun pergi mendatangi Rasulullah saw. Rasulullah lalu bertanya, 'Siapa nama anak ini?' Fatimah menjawab, 'Engkaulah yang akan menamainya ya Rasulullah. Namun aku memanggilnya Haedar.' Rasulullah berkata, 'Ketahuilah bahwa Allah swt memberi nama kepada anak ini seperti namanya. Namanya adalah Ali karena ia mencerminkan Allah Yang Mahatinggi.' Sebelum Fatimah menyusui putranya, Rasulullah menyusui Ali dengan ludah suci beliau saw."

Sahabat tersebut bertanya lagi, "Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang lebih mulia engkau atau Nabi Muhammad saw?" demikian pertanyaan itu selesai, spontan Ali menjawab, "Aku adalah salah seorang budak dari budak-budaknya Rasulullah, Muhammad saw."

Demikianlah, Ali memposisikan dirinya sebagai budak Muhammad. Tak ada perintah Muhammad yang dilanggar oleh Ali bin Abi Thalib, juga ketika Nabi saw berpesan ihwal pelanggaran umat terhadap terhadap khalifah beliau saw. Nabi memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk bersabar.

Posted by Iswara at 10:08 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih.